Hari ini hari Jum’at tanggal 5 Desember 2008, selesai sholat maghrib berjamaah dengan anak istriku, saya termenung “ternyata tahun sudah mau berganti lagi” terasa cepat sekali tahun berganti….kita sudah berada diambang pergantian tahun, terlintas olehku betapa cepatnya waktu,…inilah bukti benarnya ucapan Nabi Muhammad 1500 an tahun yang lalu, menjelang akhir zaman waktu terasa cepat. Akhirnya sebuah getar-getar jiwa masuk dalam relung hati sanubariku, aku bertanya pada diriku sudahkah menunaikan kewajiban sebagai seorang bapak bagi keluarga kecilku, bagi siswa-siswiku di sekolah? Sementara saat itu…aku lihat istri dan tiga buah hatiku sedang belajar Iqro….anak-anakku mengelilingi ibunya…damai hati ini.
Dan akhirnya disuatu malam sengaja kutulis ini, untuk anak-anakku tersayang…suatu saat tulisan ini insyaalloh akan dibaca oleh anak-anakku kelak dan mungkin oleh murid-muridku di sekolah. Aku ingin kita menghargai waktu.
Anakku…,
Jika kita berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan kalian jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukanya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mentarinya menyinari kita, dan siangnya menyapa kita, hari inilah hari kita.
Anakku…, pada hari ini pula sebaiknya kita mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah kalian harus bertekad mempersembahkan kualitas pribadi yang sholeh-sholihat, sholat yang khusu’, baca alqur’an dan maknanya, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Alloh berikan, nerima ing pandum kata bapakku dulu ketika di desa, perhatian terhadap alam sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.
Anakku.., umur kita, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup kita hanya hari ini, atau seakan-akan kalian dilahirkan hari ini dan akan menghadap Yang Maha Kuasa hari ini juga. Dengan demikian hidup kalian tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.
Anakku…, pada hari dimana kalian hidup saat inilah sebaiknya kalian membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamkanlah kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari itu, tebarkanlah salam untuk semua. Lalu, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfarlah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada Alloh, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan ! Terimalah rezeki, tugas-tugas dari orang tua dan gurumu atau PR, ilmu, atau apapun pada hari itu terimalah dengan penuh keridhoan.
Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur".(Q.s Al-A’rof :144)
Anakku…, hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian. Dan, kemudian hendaklah kalian ingat “goreskanlah pada dinding hati kalian” sebuah kalimat Hari ini adalah harimu. Yakni, bila hari ini kalian dapat minum air jernih dan segar, maka mengapa kalian bersedih atas air asin yang kalian minum kemarin, atau menghawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi ? Bila, hari ini kalian dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi goreng atau nasi aking yang telah kalian makan kemarin atau nasi hangat esok hari yang belum tentu ada itu akan merugikan kalian ?
Anakku sayang…, Jika kalian percaya pada diri sendiri, serta memiliki semangat dan tekad yang kuat, kalian akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri kalian setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.
Dan, ketahuilah anakku, itu semua akan membuatmu berkata dalam hati hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan mencela, menghardik dan membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah, buku-buku pelajaran agar tidak semrawut dan berantakkan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapihan penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku. Dan karena hanya akan hidup hari ini maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat pada Alloh, mengerjakan sholat sesempurna mungkin, membekali diri dengan sholat-sholat sunah nafilah sebagi ibadah tambahan, berpegang teguh pada Alqur’an dan Sunah Nabi, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat. Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya, dan buruk sangka.
Anakku.., jika berpikir hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara segar udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu orang yang sedang di zhalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang yang sholeh dan alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti pada kedua orang tua.
Anakku, jika kita berpikir aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu, aku tak akan menangisi kepergiannmu, dan kamu tak akan melihatku termenung sedetikpun untuk mengingatmu, kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi.
Dan, wahai anakku…, jika kita berpikir tentang masa depan, maka masa depan merupakan sesuatu yang masih gaib, aku tak akan bermain-main dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Akupun tak akan memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu, esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tak ada satupun darinya yang dapat disebutkan.
Wahai anakku sayang…, hari ini milikmu merupakan ungkapan paling indah dalam kamus kebahagiaan, kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan,… demikian anakku….semoga ini dapat bermanfaat untuk menghiasi hidup kita lebih indah. Selamat menjalankan hidup bahagia.
Akhirnya jam pun sudah menunjukkan pukul 03.30 lewat…aku pun berdo’a semoga hidup kita selalu dalam bimbingan dan hidayahNya, tuk hidup bahagia dunia akhirat…wah…indahnya……
Demikian. Wassalamu’alaikum wr.wb..